Pasca Meledaknya Pabrik PT. HPP, Forum Mahasiswa Labuhan Batu Akan Gelar Unjukrasa Minta Izin Pabrik Dicabut


TEWAS : Empat orang pekerja tewas diduga akibat meledaknya Tangki penampungan Limbah pengolahan Kelapa Sawit milik PT. HPP ( Hijau Pryan Perdana) yang berada di Desa Sei Rakyat, Kecamatan Panai Tengah , Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara, pada Sabtu petang (6/5/2023) sekitar pukul 17.30 WIB. 

BINJAILANGKATTODAY.COM/Sumut

Forum Mahasiswa Labuhan Batu (FORMULA) akan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara dan di depan Kantor PT HPP ( Hijau Pryan Perdana) di Medan terkait meledaknya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. HPP di Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, pada Sabtu, (6/5/2023). 

Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan FORMULA, Baikal Firdaus mengatakan bahwa sejak awal berdirinya PT. HPP sudah mendapati banyak penolakan dari masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. 

Penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat itu ialah terkait izin dan kelayakan, mahasiswa menilai bahwa pendirian pabrik tidak sesuai prosedur, bahkan kajian AMDAL nya juga diduga asal jadi dan tidak transparan.

"Kami menilai bahwa pendirian PKS PT. HPP ini terlalu dipaksakan, bahkan dalam RDP antara Mahasiswa dan PT. HPP di DPRD Labuhan Batu pada 2022 yang lalu terungkap bahwa AMDAL yang digunakan untuk pembangunan pabrik ini adalah AMDAL tahun 2010", ungkap Baikal dalam keterangan persnya, Selasa (9/5/2023). 

Lebih lanjut, Baikal juga menuturkan bahwa terkait ijin pendirian pabrik PT. HPP di kecamatan Panai Tengah ini juga ada banyak problem, diketahui pendirian pabrik ini didirikan di atas tanah gambut.

Dalam aksinya nanti Baikal mengatakan bahwa FORMULA meminta agar Gubernur Sumatera Utara turun tangan untuk menghentikan operasionalisasi PKS PT. HPP dan mencabut ijin pabrik PT. HPP, Baikal juga mendesak Aparat Penegak Hukum memeriksa pimpinan perusahaan serta mendesak Aparat Penegak Hukum memeriksa instansi-instansi terkait yang diduga kuat "kongkalikong" dengan PT. HPP terkait pendirian PKS tersebut.

"Kami tidak ingin kejadian yang sama kembali terulang, ini sangat berbahaya bagi masyarakat Panai Tengah jika operasionalisasi pabrik tidak dihentikan dan ijinnya tidak dicabut, apalagi menurut informasi dari masyarakat kejadian tewas nya pekerja ini adalah yang kedua kalinya, berdasarkan keterangan masyarakat sebelumnya sudah pernah terjadi ada tiga orang pekerja yang tewas, tapi PT. HPP menutup rapat-rapat informasi terkait itu", pungkas Baika. 

Diketahui sebelumnya, Tangki penampungan Limbah pengolahan Kelapa Sawit milik PT. HPP ( Hijau Pryan Perdana) yang berada di Desa Sei Rakyat, Kecamatan Panai Tengah , Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara, meledak pada Sabtu petang (6/5/2023) sekitar pukul 17.30 WIB. 

Akibat kejadian tersebut dikabarkan 4 orang pekerja tewas ditempat kejadian karena terlempar hingga beberapa meter dan membentur dinding pabrik, keempat korban yang tewas sempat di bawa ke klinik Surya Husada simpang Ajamu.

Adapun korban yang meninggal dunia yakni :  1.Rizal (laki- laki, 47 tahun), Karyawan. PT. CB Polaindo, Alamat Jln. Marelan 5 Medan Marelan.

2. Hardiansyah (Laki- Laki, 24 tahun) , Karyawan. PT. CB Polaindo, DS. keriahen Tani Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang.

3. Marihot Silaen Laki- laki, 38 tahun, Karyawan PT. CB Polaindo, jln. Ampera DS. Perbaungan Kec. Bilah Hulu, Kab. Labuhan Batu. 

4. Alex Manik, Laki- laki, 27 tahun, Karyawan PT. CB Polaindo, Dsn. Batu 8 DS. Selat Besar Kec. Bilah Hilir, Kab. Labuhan Batu.

Mendapat Laporan adanya ledakkan tangki milik PT.HPP dan ada korban, personil Polsek Panai Tengah, langsung mengecek dan turun ke lokasi untuk penyelidikan dan olah TKP.

Terkait peristiwa tersebut, Kapolsek Panai Tengah yakni Iptu. Hasiholan Naibaho, membenarkan adanya ledakan tangki PT.HPP terjadi pada hari sabtu sore. Dari ada 4 meninggal dunia di yang diduga kecelakaan kerja.

Pada hari Sabtu tanggal 6 Mei 2023, sekitar jam 17.30 WIB, pihaknya menerima informasi, dari masyarakat adanya 4 orang korban meninggal dunia di PKS PT. HPP dan korban tersebut dibawa ke Klinik Surya Husada di simpang Ajamu kecamatan Panai hulu. 

" Untuk memastikan hal itu kami dari Polsek Panai Tengah mengecek kebenaran kejadian ternyata benar, dari hasil penyelidikan dari keterangan saksi saksi di mana ke empat korban ini adalah anggota kerja dari PT. CB Polaindo, yang untuk berkerja di PKS HPP dimana proyek ini akan finishing sehingga manager PT. CB .Palindo yang rekanan PT. HPP, memerintahkan anggotanya untuk finishing seluruh tangki sesuai perintah manager ke empat pekerja mengerjakan tersebut ketika di ATT 1 ( tangki 1) dan ATT 2 pekerja tersebut ada yang mengecat dan ada juga yang meLas di ventilasi udara pada atap tangki, ketika itu terjadilah ledakan tangki tersebut sehingga korban terlempar hingga jauh, dari kejadian tersebut para korban meninggal dunia, korban ada empat orang," ungkapnya.

Sambung Kapolsek, status PT. CB Polaindo di PT.HPP ini adalah rekanan Kontrak kerja pembangunan PKS," Ini masih dalam penyelidikan apakah ledakan tangki tersebut dari adanya percikan api Las , namun akan tetapi adanya dugaan kelalaian didalam pekerjaan tersebut, " bebernya. 

Untuk penyelidikan selanjutnya kepada pihak perusahaan, Kapolsek mengatakan, "kita lakukan pemeriksaan terkait dengan SOP dari pada pendirian PKS maupun pekerjaan PKS apakah SOP nya," terangnya lagi.

Untuk saat ini pihak PT dilakukan dalam pemeriksaan dan hasilnya akan dijelaskan melalui Humas Polresu. Dan untuk dilokasi, Polisi sudah mengamankan barang bukti seperti Cat, kabel, alat Las, dan pakaian pakaian korban, pihaknya masih melakukan penyelidikan," pungkas Kapolsek Panai Tengah Iptu Hasoloan Naibaho. (Randy)

Posting Komentar

0 Komentar