FSM Sumut Gelar Dialog Kerakyatan, Bahas "Terorisme Politik", Perda Pemuda Hingga Industri Kreatif

DIALOG : Hasanul Jihadi (Jiji) saat memaparkan program di kegiatan "Dialog Kerakyatan" di salah satu Cafe di Jalan Samanhudi, Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Sabtu (27/7/2024) sore. 

BINJAILANGKATTODAY.COM/Binjai

Forum Silaturahmi Mahasiswa (FSM) Sumatera Utara menggelar kegiatan "Dialog Kerakyatan" dengan mengusung tema "Menakar Calon Pemimpin Kota Binjai, Kedepan Mau Dibawa Kemana?!", yang dilaksanakan di salah satu Cafe di Jalan Samanhudi, Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Sabtu (27/7/2024) sore. 

Kegiatan yang didominasi oleh puluhan para mahasiswa dan pelajar ini turut dihadiri oleh beberapa narasumber yakni, bakal calon Wali Kota Binjai Hasanul Jihadi SH, S.Sos, M.Kn, mantan Ketua KPU Binjai Herry Dani Lubis SE, M.AB, penggiat sosial Yudi Ardiansyah ST, tokoh muda Kota Binjai Randi Permana ST yang di moderatori oleh T. Ibrahim Bazhier. 

Penggiat sosial Yudi Ardiansyah mengatakan bahwa Pemerintah Kota saat ini telah berubah dengan beredarnya pasar riil menjadi pasar internet. Kita disini ingin mengembangkan objek manusianya, bukan objek politik. Dan ini adalah bagian keresahan masyarakat Binjai pada umumnya. Selain itu, fenomena "Terorisme Politik" saat ini juga sedang berlangsung di Kota Binjai.

" Terorisme politik yang saya maksud yaitu, siapapun yang dekat dengan penguasa, maka hidupnya akan mapan. Misalnya, buat saja postingan di Media Sosial dengan ungkapan 'Wali Kota Masuk Angin' maka besoknya akan dipanggil dan akan diberi proyek," tegas Yudi. 

Yudi juga berharap agar para pemuda tidak salah dalam memilih calon pemimpin Kota Binjai kedepannya," Carilah calon yang mau memaksimalkan durasi kampanye yang singkat untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat sampai kelurahan yang berlelah-lelah untuk mendengarkan keinginan masyarakat. Bukan Pemimpin yang hanya mempersiapkan uang untuk beli suara, " ucapnya. 

Sementara itu, Herry Dani Lubis dalam penyampaiannya berharap Kota Binjai kedepannya dapat menjadi sebuah kota penyangga dan kota satelit. 

"Sebab secara persaingan kalau kita lihat, sebenarnya Binjai tidak kalah saing, khususnya dalam bidang pendidikan. Hal ini tentunya membuktikan bahwa SDM anak Binjai mumpuni. Tinggal bagaimana visi yang ada tidak mengambang. Tentunya itu menjadi tantangan buat pemimpin Binjai kedepannya," beber Herry Dani. 

Ditempat yang sama, tokoh muda Kota Binjai, Randi Permana menyoroti minimnya lapangan pekerjaan di Kota Binjai, sehingga kaum muda banyak mencari nafkah keluar kota, bahkan hingga keluar negeri, seperti ke Kamboja. 

"Mengapa pemuda Binjai banyak ke Kamboja. Seharusnya pemerintah hadir disini untuk mengetahui dan mencarikan solusinya terkait apa yang menjadi alasan mengapa banyak pemuda yang ke Kamboja. Uraian diatas membuktikan bahwa lowongan pekerjaan tidak ada di Kota Binjai," urainya. 

Randi juga mengatakan bahwa Kota Binjai merupakan Kota Pemuda. Namun, induk organisasi Kepemudaan (KNPI) terpecah belah. " Seharusnya pemerintah harus berani menerbitkan Perda untuk pemuda," harapnya. 

Kegiatan Dialog Kerakyatan pun semakin meriah saat Hasanul Jihadi, menyampaikan paparannya dihadapan seluruh hadirin. Sebagai narasumber, pria yang akrab disapa Jiji ini berharap kedepannya Kota Binjai mempunyai identitas. 

" Binjai harus mempunyai identitas. Kita harus menciptakan banyak event-event nasional maupun internasional. Untuk itu, kedepan anak Binjai harus bekerja di Kota Binjai dengan menciptakan lowongan pekerjaan dengan sumber daya manusia yang mumpuni," ucapnya. 

Pria berusia 36 tahun yang saat ini juga sebagai bakal calon Wali Kota Binjai tersebut mengatakan bahwa kita dipersiapkan untuk Indonesia Emas 2045. 

" Tapi pertanyaannya, apakah Kota Binjai menjadi penyandang emas atau malah menjadi beban negara. Saat ini harus sama sama kita pikirkan bagaimana industri kreatif harus hidup di Kota Binjai. Sebab kalau Binjai hanya mengandalkan dari APBD nya saja, saya rasa kita tidak move-on," urainya. 

Jiji yang juga tenaga ahli Wali Kota Medan Bobby Nasution, berharap kedepannya harus ada kolaborasi Forkopimda untuk mendatangkan investor. 

" Komitmen saya, saya tidak ingin menjadikan Kota Binjai sebagai kota yang ber...ber...ber... Tapi saya ingin menjadikan Binjai menjadi kota industri kreatif. Ini merupakan salah satu cara mengurangi pemakai narkoba di Kota Binjai. Kita sebagai pemuda jangan sampai salah berkumpul dengan teman-teman sehingga dapat merugikan diri sendiri. Ingat!! Saya yang fakir ini dalam urusan uang, menolak bantuan dari bandar narkoba," tegas Jiji. 

Sesi tanya jawab dari peserta kepada narasumber menjadi bagian akhir dari kegiatan Dialog Kerakyatan ini. (Blt1)

Posting Komentar

0 Komentar