Hadapi Trump, Presiden Prabowo Disarankan Perkuat Fondasi Ekonomi Syariah Nasional

Teks Foto : Logo MES

BLT, MEDAN, SUMUT
| Akhir-akhir ini sosok Presiden Amerika Serikat Donald Trump, telah menjadi fokus dunia, mulai kebijakan politiknya juga kebijakan ekonominya, selalu menjadi perhatian, karena keputusan yang diambilnya masih diyakini kuat mempengaruhi negara-negara lainnya.

Gaya kepemimpinan Donald Trump ini, bukanlah gaya kepemimpinan baru, sebab dirinya juga sudah pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sejak tahun 2017-2021. Tahun 2025 Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat sekarang dan menyerukan “revolusi akal sehat” dan mengatakan bahwa ia akan mulai menandatangani serangkaian instruksi presiden untuk membentuk kembali lanskap politik Amerika sesuai keinginannya. Trump mengambil sumpah jabatan di dalam gedung DPR Amerika Serikat dan menegaskan “Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang,” katanya dalam pidato pelantikannya.

Terkini, yang paling menjadi perhatian kita di Indonesia adalah tentang kebijakan pemberlakuan tarif Impor Amerika ke Indonesia. Menurut Dewan Pembina Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah Kabupaten Deli Serdang (PD MES DS), Muhri Fauzi Hafiz, apa yang terjadi sekarang ini memang sudah resiko bagi negara yang memang terlibat aktif dalam perdagangan internasional. 

"Konsep Ekonomi Kapitalis itu, memang mendudukkan negara adidaya itu besar dan berkuasa atas politik dan ekonomi Internasional. Maka, sejak awal pakar ekonomi Internasional selalu mengingatkan agar negara-negara yang sedang berkembang atau sedang bertumbuh menuju negara maju harus kuat membangun keunggulan komparatif yang dimiliki di negara sendiri," ujar Muhri Fauzi Hafiz, kepada Wartawan di Medan, Sabtu 12/04/2025.

Dalam keterangannya Muhri Fauzi Hafiz menyampaikan bahwa salah satu keunggulan komparatif Indonesia itu, selain di sektor pertanian/perkebunan dan pariwisata, juga sesungguhnya ada pada jumlah umat Islam yang terbesar di Dunia. 

"Ingat jumlah umat Islam Indonesia terbesar di dunia, pertama, Indonesia ini jumlah umat Islamnya besar, terbesar di dunia, menurut data dari timesprayer.com sekitar 244,7 juta jiwa, terbesar,  setelah itu menyusul Pakistan, India, Bangladesh dan Nigeria. Berikutnya di Indonesia ini Sistem Ekonomi Syariah sudah menjadi bagian kebijakan perekonomian nasional, bahkan regulasi secara nasional juga sudah hadir baik Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah terkait. Nah, SDM Emas Ekonomi Syariah di Indonesia ini juga sudah banyak dengan ditandai menjamurnya perguruan tinggi negeri/swasta memiliki fakultas dan jurusan tentang ekonomi syariah dengan jumlah alumni yang sudah puluhan ribu orang banyaknya, wisuda dan tamat setiap tahun," jelasnya. 

Oleh karena itu, jika pada kepemimpinan baru Pak Prabowo ini, kebijakan yang diambil semakin menguatkan fondasi dan implementasi sistem ekonomi syariah, maka, kita akan memiliki keunggulan komparatif yang mampu menjadi solusi untuk resiko-resiko tak terduga dengan "kesombongan," kebijakan negara adidaya seperti yang dilakukan Donald Trump dan Amerika Serikat. 

"Sektor riil pada sistem ekonomi syariah sangat diperhatikan, bukankah hal ini sejalan juga seperti semangat program ketahanan pangan Nasional Pak Prabowo? Tinggal menginventarisasi ulang saja, menurut Saya hal-hal yang sedang dimiliki oleh kekuatan ekonomi syariah Indonesia," tegas Muhri Fauzi Hafiz mengakhiri. 

((RANGKUTI__RED)) 

Posting Komentar

0 Komentar